Welcome To My Blog . . .
Selamat Datang di Blog Sederhana ini . . .
Blog ini di dirikan sejak tahun 2010 oleh Nur Muhammad Fhadly, seorang biasa tetapi memiliki impian yang luar biasa . . .

Laman

Selasa, 04 Oktober 2011

Catatan Tentang Motivasi. Apa itu Motivasi ???

Motivasi itu adalah sebuah sugesti, dorongan, petunjuk. inilah yang sering di katakan orang-orang kalau di tanya apa itu Motivasi. mereka tau apa itu Motivasi, tapi kenapa ya banyak orang yang gak bisa Memotivasi dirinya sendiri untuk melakukan sesuatu yang mungkin bisa di anggapnya penting.

jadi begini, saya pernah sekali untuk mencoba melakukan penelitian tentang sugesti kepada diri saya sendiri. pada saat bangun pagi, saya langsung mengatakan kepada diri saya sendiri secara berulang-ulang "aduh malas kali la hari ini, mau ngapa-ngapain pun malas dan rasanya mau tidur aja." kalimat ini terus saya ulang-ulang sambil memusatkan pikiran saya kepada seluruh anggota badan saya. dan ternyata hasilnya sangat luar biasa. saya berhasil melakukannya. bukan hanya ini saja, saya pernah mencoba menyakiti diri saya dengan cara berkonsentrasi penuh dan selalu mengatakan "ah ini pasti sakit." dan ternyata aku berhasil.

setelah mengalami ini semua, saya kemudian mencoba mencari info di internet tentang Motivasi dan Sugesti. ternyata Motivasi dan Sugesti itu merupakan dua hal yang berbeda tapi sangat erat kaitannya.

misalnya begini, di sebuah acara seminar, pasti di ujung acaranya sanga pembicara selalu menutup acaranya dengan memasukan sebuah sugesti ke dalam pikiran para audience nya. saya agak heran, kenapa dia bisa melakukannya. ternyata kunci utamanya adalah "KONSENTRASI". jika seseorang sudah memusatkan pikirannya kepada sesuatu, maka dia perlahan sudah memasuki alam bawah sadarnya. setelah para peserta sudah mulai merasa tenang, nyaman dan aman, maka perlahan sang pembicara melakukan sebuah komunikasi yang tenang yang mana komunikasi ini mengajak para peserta mengalamai sebuah imajinasi yang sangat luar biasa sehingga mereka bisa menghilangkan segala kejenuhan dalam masalah pekerjaan mereka.

setelah beberapa saat, sang pembicara mengajak para peserta untuk memikirkan hal-hal yang sedih agar beban selama ini dapat keluar dari pikiran mereka. dan setelah melakukan itu semua ternyata sang pembicara berhasil melakukannya.

setelah acara selesai, saya bertannya kepada teman sebangku saya seperti ini "eh tadi pas kita di sugesti apa yang kau rasakan ???", kemudian ia menjawab "sebenarnya gak ada, tapi aku cuma mengikuti apa katanya aja. aku sadar kok tadi. tapi setelah aku mendengarkan arahan dari dia tadi, aku jadi agak bersemangat dan beban ku jadi agak berkurang"

setelah aku mendengarkan pendapat teman2 ku itulah makannya saya mencoba untuk melakukan sugesti dan Motivasi kepada diri saya sendiri.

jadi yang saya herankan, kenapa kita rela mengeluarkan uang sampai jutaan, bahkan ratusan ribu hanya untuk mengikuti beberapa pelatihan yang bersifat untuk Memotivasi kita.

dan bahkan banyak orang yang tidak bisa menyelesaikan masalahnya dengan akal sehatnya sendiri, sehingga dia mencari seorang konsultan untuk mencari pemecahan terhadap masalahnya itu sendiri.





CATATAN:

-Semua orang mampu Memotivasi dan Mensugesti dirinya sendiri.

-Segala maslah dapat di selesaikan dengan cara harus berfikir sehat dan berfikir secara logika.

Sabtu, 02 April 2011

Sifat terpuji yang harus di miliki seorang pria dan wanita.

wanita, perempuan atau cewek merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling indah dan paling Anggun di mata seorang pria, laki-laki atau cowok. itulah menurut ku. tapi sayang sekali, berdasarkan pengamatan ku selama ini, aku agak kecewa dengan sifat wanita yang sudah sangat menurun kualitasnya.

sebelumnya aku minta maaf apabila ada yang tersinggung dengan catatan ku ini. tapi ini memang kenyataan dan mungkin kalian bisa melihatnya sendiri walaupun tidak semua orang bisa merasakannya atau melihatnya.

sebelumnya perkenalkan, aku biasa di panggil dengan nama Fadly. dan aku selalu menggunakan armada transportasi yang bernama Angkot atau di Medan biasa di panggil dengan nama Sudako. hasil pengamatan ku ini berhasil ku lakukan karena aku selalu mendapatkan segala sesuatu sumber pengamatan ku karena berkat perjalanan dari transportasi ku ini.

jadi, kita langsung saja masuk ke inti dari pembahasan materi ini. setelah selama 5 tahun aku bergabung di dunia transportasi yang bernama Sudako, aku melihat betapa mengerikan kehdupan saat ini. di dalam setiap perjalanan ku, aku melihat, betapa mudahnya seorang wanita di pegang atau di peluk pinggangnya oleh seorang pria di depan umum. dan yang lebih gilanya lagi, semua ini di lakukan oleh hampir semua remaja. apakah hal ini pantas di lakukan di depan publik ??? lumayan yang di pegang itu adalah tangannya, atau hanya saling bergandengan tangan. aku langsung berfikir, "astaga, betapa murahan dua orang ini. masih pacaran saja sudah seperti ini, apakah dengan seperti ini mereka akan yakin pasti menikah di kemudian hari nanti ???" kenapa aku berfikir seperti ini ??? aku seperti ini karena aku kasihan melihat perempuannya. apa dia gak pernah berfikir apa yang akan di fikirkan orang tentang tingkahnya ini ??

kalo di tegur, biasanya orang-orang seperti ini dengan mudahnya menjawab, "ini uda jaman modern, jadi uda gak ada batas antara laki-laki dan perempuan."

aku mohon kepada kalian, khususnya para wanita (yang belum menilkah). aku harap kalian bisa menjaga harkat, derajat dan martabat kalian sebagai wanita sebaik mungkin. dan bagi teman-teman ku yang pria, jagalah dan hormatilah pujaan hati kalian sebaik mungkin, karena dengan begitu, maka anda juga akan di hormati di depan publik saat anda sedang bersama CINTA pilihan anda.



Berikut ini adalah sifat terpuji yang harus di miliki seorang wanita.

1. Hati yang tinggi, seorang wanita harus memiliki sifat seperti ini dengan maksud agar tidak mudah jinak dan terpengaruh layaknya seperti burung merpati yang mudah jinak begitu saja.

2. Tangan yang tertutup, hal ini bertujuan apabila sudah menjadi istri agar tidak berprilaku hidup boros dan juga agar bisa menjaga harta milik suami yang di dapatkan dari hasil kerja keras.

3. Tidak bertindak sebelum berkonsultasi dengan pasangan, hal ini di lakukan apabila telah menikah karena ini merupakan sebuah komitmen di dalam hubungan pernikahan.



Dan berikut ini adalah sifat terpuji yang harus di miliki seorang pria.

1. Hati yang rendah, tidak somong, tidak ego dan agar dapat memahami perasaan pasangannya.

2, Tangan yang ringan, tujuannya ialah agar suka membantu dan bekerja keras.



mungkin sampai di sini dulu catatan saya. dan apabila ada yang keberatan dengan catatan saya ini, silahkan beri komentar dan berikan di bagian mana anda merasa keberataanya.

Rabu, 02 Februari 2011

Ah, Teori!

Kawan saya, seorang aktivis dan feminis laki-laki, suatu ketika menulis di sebuah media massa nasional mengenai poligami. Dalam tulisan itu, ia nampak begitu bersemangat menentang poligami yang menurutnya lebih banyak mendatangkan mudharat ketimbang manfaat. Dengan mengutip berbagai sumber dan referensi, kawan saya ini menyimpulkan bahwa poligami sering menjadi bencana dalam kehidupan rumah tangga, terutama bagi anak-anak. Ia mengecam Puspo Wardoyo yang menyelenggarakan Poligami Award. Ia juga mengatakan bahwa orang yang berpikiran seperti Puspo itu hanyalah sebagian kecil umat. Bagaimana dengan kemungkinan ia sendiri akan berpoligami? “Maaf sajalah, saya terlalu mencintai istri dan anak-anak saya,” demikian kawan saya menutup tulisannya.

Akan tetapi, itu dulu. Tiga setengah tahun lalu. Kenyataannya, kawan saya itu kini malah berpoligami dengan menikahi seorang wanita yang berusia hampir separuh usianya. Ia pun kini tengah disibukkan untuk menjawab berbagai pertanyaan yang datang bertubi-tubi kepadanya.

Apa yang sebenarnya terjadi dengan kawan saya ini? Sampai saat ini saya belum mendapatkan keterangan yang jelas darinya. Namun, sebetulnya ini adalah fenomena yang sangat biasa. Bukankah kita sering melihat orang yang mengatakan sesuatu pada suatu waktu, tapi kemudian melakukan hal yang bertentangan di waktu lain? Bukankah lidah memang tak bertulang?

Ada banyak sekali contoh yang dapat kita sebutkan. Bukankah kita sering mendengar mengenai guru mengaji yang sangat memahami agama, tapi kemudian melecehkan anak didiknya sendiri? Bukankah ada seorang yang hafal isi kitab suci tapi malah dipenjara karena kasus korupsi? Bukankah banyak aktivis dan pengamat yang berubah begitu ia diangkat menjadi pejabat? Bagaimana kita bisa menjelaskan seorang kriminolog yang dipenjara karena tindakan kriminal? Bagaimana kita dapat menjelaskan kasus dua menteri (yang kini sudah diganti) yang melakukan tindakan mencederai hukum padahal mereka adalah ahli hukum, pejabat di bidang hukum, aktivis prodemokrasi dan antikorupsi, bahkan sering juga bertindak sebagai dai?

Mengapa yang kita lakukan sering berbeda dari apa yang kita katakan?

Menurut saya, penyebabnya ada empat hal. Pertama, ada perbedaan yang begitu besar antara mengatakan dan melakukan. Mengatakan sesuatu menunjukkan pengetahuan Anda, padahal pengetahuan sering tak berdampak pada perubahan perilaku. Untuk bisa mengubah perilaku, yang diperlukan adalah kesadaran. Orang berubah bukan karena mereka tahu, tetapi karena mereka sadar.

Cobalah lihat contoh-contoh dalam kehidupan Anda sehari-hari. Bukankah banyak orang yang tahu bahaya merokok, tetapi tetap merokok? Bukankah banyak orang yang tahu pentingnya mengenakan sabuk pengaman, tapi tetap tidak menggunakannya? Tahu pentingnya berolah raga, tetapi tak pernah melakukannya?

Ketika kita berkata-kata, kita sebenarnya belum mencapai tingkat kesadaran. Kita baru sekadar mengetahuinya. Itulah sebabnya, kata-kata sering berbeda dari perbuatan. Kesadaran baru akan kita dapatkan kalau kita mengalaminya. Inilah rahmat tersembunyi yang kerap kita dapatkan dari musibah. Musibah dapat menyadarkan kita dan membuka kesadaran kita yang paling dalam. Orang yang telah sadar pastilah akan berubah.

Kedua, ketika kita berkata-kata, kita sering membayangkan kondisi yang ideal. Kita lupa bahwa situasi di lapangan bisa sangat berbeda. Seorang ilmuwan yang berteori mengenai korupsi barulah berbicara pada tataran ideal. Ia sebetulnya belum tahu apa-apa mengenai korupsi sampai ia sendiri merasakan menjadi pejabat. Ia berteori dalam lingkungan tenang, padahal lingkungan yang sebenarnya sangat bergejolak dan penuh godaan.

Alasan ketiga adalah karena kita cenderung merasa bahwa tugas kita sudah selesai begitu kita mengatakannya. Kita seakan-akan telah menjadi orang yang baik dengan mengatakan sesuatu mengenai kebaikan. Kita merasa menjadi orang yang bersih dengan mendengang-dengungkan sikap antikorupsi. Kita merasa menjadi pasangan yang setia dengan membuat pernyataan bahwa kita tak akan berselingkuh.

Padahal, di sinilah letak bahayanya. Semua pernyataan dan sikap kita itu sebenarnya barulah berupa teori belaka. Belum ada bukti sama sekali bahwa kita akan melakukan apa yang kita katakan itu. Namun dengan mengatakan hal itu, kita sering menganggap diri kita berada di posisi aman. Ini sering membuat kita lemah dan tidak siap. Kita lupa bahwa sebagai manusia, kita bisa salah. Bukankah kita senantiasa memiliki kecenderungan-kecenderungan duniawi? Kita bahkan bisa menjadi seburuk orang yang kita kritik. Kita selalu berpeluang melakukan perbuatan yang kita benci sekalipun.

Alasan keempat, di dalam diri manusia sebenarnya berkembang kekuatan-kekuatan yang saling bertolak belakang. Semakin kita membenci sesuatu, sebetulnya kita semakin memasukkan sesuatu itu ke dalam pikiran kita. Karena itu, sering ada kekuatan-kekuatan tersembunyi dalam diri kita yang justru menginginkan apa yang kita benci tersebut. Keinginan-keinginan ini muncul secara sangat halus dan samar-samar sehingga kita sering tidak menyadarinya. Ketika teman saya itu membenci poligami, jauh di lubuk hatinya yang terdalam telah tumbuh keinginan untuk mencoba poligami. Itulah sebabnya, orang bijak sering mengatakan agar kita menyukai dan membenci sesuatu dengan sekadarnya.

Tulisan ini pun saya cukupkan sampai di sini. Saya ingin segera berkomtemplasi, merenung dan mencermati diri saya sendiri. Jangan-jangan saya juga pernah mengatakan apa yang tidak saya lakukan. Jangan-jangan saya pun melakukan apa yang sebenarnya saya benci. Jangan-jangan saya hanya berteori. Padahal, saya tahu bahwa saya tidak akan pernah berhasil mengubah orang lain sebelum mengubah diri saya sendiri. Selain itu, saya juga takut kalau Anda yang membaca tulisan-tulisan saya kemudian mengatakan, “Ah, teori!”

Prev: Republika, Minggu, 7 Oktober 2008 [SELISIK] Antara Memaafkan dan Kebahagiaan ------------ --------- --------- -- ---Anwar Holid